TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Tidak Peduli {10}



Tidak Peduli {10}

0 "Apakah kau yakin dengan ucapanmu itu, Nona Liu? Maksudku, bukankah kau sudah mengatakan jika kau mencintai Yang Mulia Raja? Namun bagaimana bisa secara mendadak kau mengatakan jika dendammu itu masih ada. Bukankan itu sesuatu yang sangat aneh?" kata Jiang Kang Hua kemudian.     
0

Liu Anqier diam sejenak, dia tampak memandang bulan yang ada di langit. Dia juga seandainya bisa memilih, pasti akan memilih mencintai laki-laki yang dia bisa bersatu dengan mudah. Tapi cintanya kali ini benar-benar terasa sulit dan menyakitkan hati. Cinta yang semakin hari semakin membuat Liu Anqier tidak mengerti sama sekali.     

"Panglima Jiang, tahukah kau tentang bintang di langit itu? Aku dan Yang Mulia seperti bintang di langit sana. Hanya bisa melihat, tapi tak bisa menggapai. Itulah yang aku rasakan untuk Yang Mulia Raja. Jadi, lebih baik berhenti dari pada harus mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah bisa aku dapatkan," kata Liu Anqier.     

Jiang Kang Hua hanya diam, kemudian dia melihat Chen Liao Xuan ternyata sudah berada di belakangnya juga Liu Anqier. Jiang Kang Hua hendak membuka suara, namun dengan cepat Chen Liao Xuan menyuruh Juang Kang Hua untuk diam. Diam-diam Jiang Kang Hua pun memutuskan untuk pergi, dan meninggalkan Chen Liao Xuan bersama dengan Liu Anqier.     

Sementara itu, Liu Anqier yang tak menyadari keberadaan Chen Liao Xuan masih memandang langit itu, bahkan nyaris tanpa berkedip.     

Chen Liao Xuan menghela napas panjang, dia berdiri di samping Liu Anqier. Dia bahkan tak bersuara, memandang Liu Anqier seperti ini benar-benar sangat membuatnya bahagia. Seolah dia kembali mengenang masa-masa saat berada di istana langit waktu itu.     

"Panglima Jiang, jika Yang Mulia memang tak berjodoh untukku, lantas apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa untuk selalu menjadi sosok yang baik, aku tidak bisa untuk menahannya untuk tetap di sini. Andaikan dia bukan Raja Iblis. Andaikan dia adalah manusia, pasti aku sudah tidak peduli dengan takdir terdahulu. Aku juga tidak akan peduli sejahat apa pun dia, aku akan menggenggam erat tangannya agar kami bisa bersama selamanya. Namun apa yang bisa kulakukan sekarang, apa yang bisa kuperjuangkan? Aku tidak bisa memperjuangkan seorang iblis. Aku tidak bisa untuk terus menutup mata melihat kenyataan jika Yang Mulia Raja bukanlah miliklu. Aku--"     

"Andai bintang bisa memilih, mereka tidak akan ingin untuk menjadi bintang. Andai kunang-kunang bisa memilih pun dia tidak akan pernah mau menjadi kunang-kunang. Dia hanya ingin menjadi satu sama dengan sosok yang mereka cintai. Agar mereka bisa bersatu selamanya. Namun, cinta itu tak memandang kasta, tak memandang dari mana dan siapa. Jika Langit sudah memutuskan untuk cinta lantas kita bisa apa? Tidak ada yang bisa melakukannya sama sekali kan? Tidak ada yang pernah bisa memilih jalan cinta yang baik pun dengan yang rumit. Yang bisa kita usahakan adalah untuk menjadikan cinta itu sebuah pembelajaran. Mau kita perjuangkan atau kita pasrahkan. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk itu? Kita sama-sama tidak tahu, dan tidak menjadi egois adalah hal yang seperti ya harus dilakukan untuk itu,"     

Liu Anqier menoleh, dia sama sekali tak menyangka jika sosok yang ada di sampingnya kini adalah Chen Liao Xuan. Untuk kemudian dia tersenyum sinis, dan kembali memandang langit yang kini masih bersinar terang.     

"Egois bukanlah jalan yang bisa menjadi sebuah jalan keluar. Tapi sebuah tindakan kekanakan yang semua orang belum tentu semua orang bisa melakukannya. Aku hanya ingin menjadi aku, aku tidak mau menjadi siapa pun."     

"Tapi kadang aku juga rindu Anqierku yang dulu," suara itu terdengar lirih dan parau, membuat Liu Anqier terdiam, dia sama sekali tak menyangka jika Chen Liao Xuan akan menyedihkan seperti ini.     

"Kenapa kau selalu membahas tentang masa lalu, Tuan Chen? Jika benar di kenanganmu mungkin ada aku. Tapi bagiku masa lalumu tidak penting sama sekali. Karena aku tidak ingat dengan itu semua," kata Liu Anqier.     

Chen Liao Xuan tersenyum getir kemudian dia menghadap Liu Anqier dengan sorotan terlukanya. Ini adalah kesekian kalinya dia ditolak dengan cara yang menyakitkan, dan bagaimana bisa dia merasakan hal menyakitkan seperti ini.     

"Jika benar kau tidak mencintaiku, jika benar jika kau tak peduli dengan kenangan dulu itu meski kau tak ingat apa pun itu. Maka ciumlah aku, cium seperti apa yang kau lakukan jika kau tak merasakan apa pun. Sebab ciuman jujur, mereka tidak akan pernah bisa untuk berdusta tentang apa pun itu. Jika cinta, maka ciuman pun akan menunjukkannya secara nyata. Namun jika tidak cinta maka ciuman itu akan terasa hambar dan tidak berguna."     

"Aku tidak mau, apakah aku anak kecil yang sedang kau bodohi, Tuan Chen? Yang akan kau bisa lakukan apa pun yang kau inginkan? Apa kau pikir tentang ciuman seperti itu aku akan langsung mau dan kamu bisa memanfaatkanku?" kata Liu Anqier dengan mimik wajah kesalnya.     

Chen Liao Xuan hanya tersenyum. Dia sama sekali tak menanggapi apa pun ucapan dari Liu Anqier kemudian dia melangkah maju. Liu Anqier pun spontan mundur membuat Chen Liao Xuan tersenyum sinis.     

"Lihatlah betapa bodohnya wanita ini, apa kau tak punya nyali untuk mendekatiku? apakah kau sekarang takut dengan iblis sepertiku? Apakah kau takut aku bunuh atau aku hisap darahmu dengan cara yang menyakitkan? Pilih bagian mana yang membuatmu setakut itu denganku, pengecut!" ledek Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier berjalan mundur, sampai dia berada di bibir sungai. Membuat Liu Anqier langsung berhenti karena dia sudah tidak bisa mundur lagi.     

"Kenapa, Nona Liu? Kenapa kau berhenti? Apakah kau lebih takut menyeberangi sungai itu dari pada denganku? Ayolah, hanya sungai seperti itu, Nona Liu? Paling-paling kau hanya akan hanyut dengan cara yang menyedihkan," ledek Chen Liao Xuan lagi.     

"Kata siapa aku takut dengan sungai? Hanya saja aku merasa... aku merasa...."     

"Terlalu jatuh cinta denganku? Maka pilihlah salah satu, cium aku atau aku akan mendorongmu ke sungai itu? Pilih yang mana, Nona Liu?"     

Liu Anqier hanya bisa mendengus, dia benar-benar merasa kesal dengan Chen Liao Xuan. Laki-laki itu tahu kalau dia mudah terserang flu dan akan langsung demam parah jika terkena air di malam hari yang sedingin ini. Namun juga tawaran sebuah ciuman mana mungkin bisa dia kabulkan? Itu adalah hal yang sangat mustahil sekali. Liu Anqier mana mungkin bisa mencium Chen Liao Xuan meski dia ingin sekalipun. Harga dirinya benar-benar bisa hancur sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.